Ada satu keutamaan yang dimiliki oleh orang yang berpuasa, yaitu bau mulut orang yang berpuasa lebih baik di sisi Allah daripada minyak kasturi. Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah –Shalallahu alaihi wasalam-,
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ، يَوْمَ الْقِيَامَةِ، مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa lebih baik di sisi Allah pada Hari Kiamat daripada bau minyak kasturi.” (HR. Muslim, no. 1151)
Ibnu Rajab –rahimahullah- mengatakan,
“Bau mulut, adalah bau atau uap yang keluar, disebabkan kosongnya perut dari makanan karena Puasa. Dan itu adalah bau yang sangat dibenci di dalam penciuman manusia di dunia. Akan tetapi bau tersebut di sisi Allah sangat wangi, karena bau tersebut muncul dari ketaatan kepada Allah dan mengharapkan Ridha Allah –Subhanahu wa Ta’ala-, sebagaimana pula bahwasannya darah orang yang mati Syahid didatangkan pada hari Kiamat dalam keadaan cair, warnanya adalah warna darah dan wanginya adalah wangi kasturi.”
Ibnu Jama’ah dan Ibnu Hajar –Rahimahumallah- berkata,
“Bahwasannya bau mulut orang yang berpuasa lebih baik daripada darah karena terluka di Jalan Allah. Karena Nabi –shalallahu alaihi wasalam- bersabda tentang (darah) yang mati syahid,
“Sesungguhnya darah dia (orang yang mati syahid) adalah seperti minyak kasturi.”
Sedangkan pada bau mulut orang yang puasa, Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- bersabda,
“Lebih baik (wangi) dari bau minyak kasturi.”
Makna bau yang wangi dari mulut orang berpuasa di sisi Allah,
“Bahwasannya ketika ibadah puasa adalah rahasia antara hamba dan Rabbnya di dunia. Allah tampakkan di akhirat secara terang-terangan kepada makhluk-Nya. Agar dia dikenal karena hal itu (bau mulut) sebagai orang yang sering berpuasa, dan karena puasanya itu dia diketahui manusia di saat di dunia dia menyembunyikan puasanya.”
Wallahu a’lam bishawab
Dari kitab Kaifa tudhaaf hasanatika fi Ramadhan (PDF) Syaikh Nada Abu Ahmad.
Oleh Arif Ardiansyah, Lc