Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Allah menciptakan adam sebagaimana bentuknya, tingginya enam puluh hasta ketika Dia menciptakannya, Dia berfirman kepadanya, ‘Pergilah dan beri salam kepada kelompok itu ~mereka adalah sekelompok malaikat yang sedang duduk~ dan dengarkan salam yang mereka ucapkan kepadamu.’ Ia (Adam) pergi dan berkata, ‘Assalamu’alaikum’ (kesejahteraan atas kalian). Mereka menjawab, ‘Assalamu’alaika warahmatullaah’ (kesejahteraan atasmu dan rahmat Allah). Mereka menambahkan padanya ucapan ‘warhmatullaah’ (dan rahmat Allah).” Beliau bersabda, “Setiap yang masuk Surga sama seperti bentuk Adam, tingginya enam puluh hasta. Ciptaan setelah beliau senantiasa mengalami pengurangan (fisik) hingga sekarang.” (HR. Bukhari & Muslim)
Adapun akhlak mereka telah disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya :
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَاناً عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
“Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS. Al-Hijr : 47)
Dalam ash-Shahihain disebutkan :
“Akhlak mereka di atas penciptaan satu orang, seperti bentuk bapak mereka Adam, enam puluh hasta ke langit.” (HR. Bukhari & Muslim)
Adapun akhlak dan keadaan hati mereka disebutkan dalam ash-Shahihain dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, tentang rombongan pertama yang masuk Surga seperti yang disebutkan terdahulu, dan di dalamnya dikatakan :
“Tidak ada perselisihan di antara mereka dan tidak pula saling benci. Hati mereka seperti hati satu orang. Mereka bertasbih kepada Allah pagi dan petang.” (HR. Bukhari & Muslim)
Demikian pula Allah menyebutkan sifat wanita-wanita Surga bahwa mereka sebaya, tidak ada yang tua renta.
Tentang penetapan tinggi dan lebar badan serta usia seperti itu di dalamnya, terkandung hikmah yang sangat jelas, karena ia lebih sempurna dalam memenuhi kelezatan, dan ia merupakan usia paling sempurna dalam hal kekuatan dan kesesuaian alat kelezatan. Dengan berkumpulnya dua perkara ini terjadilah kesempurnaan kelezatan dan kekuatannya, sehingga dalam satu hati seseorang bisa melakukan hubungan intim dengan seratus perawan. Tidak tersembunyi lagi keserasian antara tinggi dan lebar badan ini. Sebab apabila salah satunya ditambahkan niscaya hilanglah keseimbangan dan keserasian penciptaan. Bahkan yang terjadi adalah tinggi kurus atau pendek gemuk. Tentu saja keduanya menafikan keserasian. Wallahu a’lam.
(Sumber : Wisata ke Surga, Ibnul Qayyim, Griya Ilmu)