Silsilah Agama Syi’ah :
Telah berkata Ath Thobarsy dalam kitabnya Fashlul Khithob hal. 182 dari Abu Huroiroh, telah berkata Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam aku isro’ ke langit ke tujuh saya mendengar dari bawah ‘Arsy bahwa Ali adalah tanda petunjuk dan kekasih orang yang mengimaniku, sampaikan (hal ini) kepada ‘Ali. Maka ketika dia (Rosululloh) turun dari langit, lupalah dia (untuk menyampaikan perkara itu kepada Ali)
Maka Alloh turunkan (ayat) “Sampaikan apa yang di turunkan dari tuhanmu pada Ali dan jika kamu tidak kerjakan (apa yang diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan risalah-Nya”.
Perkataan (Abu Huroiroh pada lafadz) lupa maknanya yaitu meninggalkan dan kemungkinan (juga) takut terhadap orang munafiq sebagaimana penjelasan berita yang banyak sekali.
Bantahan :
1. Hadits tersebut datang dari Abu Huroiroh padahal kalian telah menolak seluruh hadits yang datang dari Abu Huroiroh, karena menurut kalian Wahai Rofidhoh bahwa dia itu lemah haditsnya menurut mustholah kalian, lalu kenapa pada hadits ini kalian terima? Abu Huroiroh menurut kaum muslimin dan ulama’ salaf adalah orang yang paling banyak hafalannya, sedangkan kalian menganggap dia dho’if, ini menunjukan kebodohan kalian dalam suatu nukilan.
2. Tidak ada riwayat dalam kitab kaum muslimin bahwa ketika beliau di isra’kan mendengar suara ‘Ali bin Abi Tholib. Apalagi perintah menyampaikan amanat kepada beliau.
3. Adapun seluruh risalah amanat Alloh telah disampaikan oleh Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam seluruhnya kepada ummatnya. Sebagaimana hadits Abi Dzar radhiyallahu ‘anhu :
Telah bersabda Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Tidak ada suatu perkara yang mendekatkan (menuju) surga dan menjauhkan dari api neraka kecuali sudah dijelaskan kepada kalian.” (HR. Ath-Thobrony)
4. Kalian telah menambah atau mengurangi Al-Qur’an dan ini jelas merusak Al-Qur’an, ayat yang ada di surat Al-Maidah:67. Tidak ada tambahan fi Ali sedangkan kalian menambahnya sehingga menjadi :
(يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ) (فى على) (وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ)
Dan merusak Al-Qur’an merupakan kekufuran menurut ijma’ kaum Muslimin.
5. Kalian juga menuduh bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pelupa, penakut tidak menyampaikan amanat dari Alloh karena takut kepada kaum Munafiqin. Maka ini jelas tuduhan dusta dan merendahkan martabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menentang Al Qur’an karena Alloh berfirman :
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَى إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَى
“Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa, kecuali kalau Alloh menghendaki. Sesungguhnya dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.” (Al A’laa: 6-7)
6. Dan Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan untuk tidak takut kepada orang kafir dan musyrik sebagaimana firman Alloh subhanahu wa ta’ala :
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Al ‘Imron : 175)
7. Dalil yang menunjukkan bahwa Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam orang yang paling pemberani adalah hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata :
“Bahwa Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagus bagusnya manusia dan manusia yang paling dermawan dan manusia yang paling pemberani. Dan pada saat malam hari terjadi suatu kejutan terhadap orang-orang Madinah, maka beberapa orang pergi menuju suara kemudian mereka bertemu dengan Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan pulang (tempat suara itu, berarti) beliau sudah mendahului mereka menuju suara itu. Dan beliau (pulang dengan) menaiki kuda yang pelan jalannya milik Abu Tholhah radhiyallahu ‘anhu dan di pundaknya ada sebilah pedang dan seraya berkata, Tidak ada perkara yang memberi mudhorot kepada kalian, Tidak ada perkara yang memberi mudhorot kepada kalian.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Oleh : Ustadz Abu Hazim Muhsin Bin Muhammad Bashori
(Sumber : Bahaya Syi’ah Rofidhoh Bagi Dunia Islam, Maktabah Daarul Atsar)