Ilmu akidah memiliki beberapa nama (sebutan), di antaranya,
- Akidah disebut tauhid karena materi pokok yang dibahas dalam ilmu akidah adalah tentang tauhid kepada Allah, yaitu meyakini bahwa Allah itu Maha Esa dalam Rububiyah, Maha Esa dalam hak diibadahi dan Maha Esa dalam Asma dan Sifat-Nya.
- Akidah Islam. Karena materi yang diajarkan di dalam ilmu akidah merupakan hal-hal yang harus diyakini dalam hati dan diaplikasikan dalam seluruh aktifitas kehidupan.
- As-Sunnah. As-Sunnah adalah semua yang diriwayatkan dari Rasulullah, baik perkataannya, perbuatannya dan keyakinannya. Oleh sebab itu, para ulama zaman dahulu sering menulis buku-buku tentang akidah dengan judul “AS-Sunnah”, seperti Imam Ahmad, anak Imam Ahmad, al-Khallad, al-Barbahari dan yang lainnya.
- Al-Ushul (pokok-pokok). Akidah adalah ilmu pokok atau ilmu wajib yang harus dikuasai oleh setiap muslim. Karena seorang muslim, jika ia tidak menguasai akidah, maka kehidupan beragamanya seperti mengambang (tidak mantap dalam beragama) dan terombang-ambing oleh isu-isu yang dilontarkan oleh orang-orang non muslim. Di antara ulama yang menulis tentang akidah dengan judul al-Ushul adalah Abu Amr ath-Thalamanki dan bukunya adalah “Al-Wudhuul ilaa Ilmu al-Ushuull”.
- Ilmu Kalam dan Filsafat. Penamaan ini adalah penamaan yang keliru dan tidak benar. Karena ilmu kalam dan filsafat aslinya berasal dari akal manusia dan filsafat Yunani. Ini bertentangan dengan akidah Islam yang sebenarnya. Akidah Islam bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah, bukan akal dan kebudayaan manusia. Kesimpulannya, tidak boleh kita menyebut akidah Islam sebagai kajian filsafat. Karena penamaan ini akan menjauhkan pembahasan akidah dari sumber aslinya, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah.
POKOK-POKOK AKIDAH ISLAM
Pokok-pokok akidah Islam adalah rukun iman, mulai dari rukun iman yang pertama sampai rukun iman yang keenam.
SUMBER-SUMBER AKIDAH ISLAM
Akidah Islam bersumber dari semua yang terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, serta ijmak para ulama Islam. Inilah sumber akidah Islam yang benar. Akan tetapi, sangat disayangkan ada beberapa kelompok umat Islam yang menyimpang, termasuk dalam masalah keyakinan dan akidah, sehingga mereka memilih sumber-sumber akidah yang lain, atau karena mereka mengambil sumber-sumber akidah yang lain, akibatnya mereka menyimpang. Di antara mereka adalah:
- Muktazilah. Sumber utama akidah muktazilah adalah akal. Sehingga mereka mendahulukan akal daripada nash al-Qur’an maupun as-Sunnah. semua yang terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah harus dipraktekkan atau dilaksanakan sesuai dengan akal pemimpin mereka. Jika ada nash yang bertentangan dengan akal pemimpin, maka nash itu harus ditakwilkan atau diarahkan agar mendukung akal pemimpin. Dengan demikian, jika ada pergantian pemimpin, maka penafsiran suatu ayat atau hadits juga akan berubah, sesuai dengan kebijakan pemimpin yang berkuasa. Ini jelas pemahaman yang keliru.
- Tashawwuf (sufi). Kaum sufi memiliki sumber akidah dari mimpi para ulamanya. Mereka menyebutnya kasyaf, wajah dan yang lainnya. mereka meyakini bahwa pemimpin mereka (ulama mereka) dapat menerima wahyu atau menerima syariat khusus dari Nabi melalui mimpi. Di antara mereka ada yang terjerumus kepada pengakuan sebagai nabi palsu atau minimalnya meniadakan hadits-hadits yang ada. Karena semua hadits yang ada diriwayatkan dari ulama setiap generasi, sedangkan mereka mengklaim bahwa ajaran aliran mereka, diriwayatkan dari Nabi langsung atau dari malaikat Jibril secara langsung. Ini jelas keyakinan yang menyimpang.
- Rafidhah (Syiah). Mereka membangun akidah mereka di atas perkataan para imam mereka. Karena mereka meyakini bahwa imam (pemerintah) adalah bagian dari keimanan. Sehingga perkataan para imam seperti firman Allah atau sabda Rasulullah. Bahkan derajat perkataan para imam jauh lebih tinggi dan lebih mulia dibanding firman Allah atau sabda Rasulullah.
Wallahu a’lam bishawab.
Ustadz Muhammad Yusuf, Lc
Staf Pengajar Pesantren Madinatul Qur’an Jakarta