Disunnahkan bagi seorang muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan berpuasa di hari-hari selain Ramadhan, karena puasa memiliki faidah-faidah yang sangat banyak, namun dengan syarat bukan pada hari-hari yang terlarang untuk berpuasa.
Cukuplah keutamaan puasa sunnah ada di dalam hadits Abu Sa’id al-Khudri –radhiyallahu anhu- dia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasalam- bersabda,
مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللهِ، بَاعَدَ اللهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.” (Muttafaqun ‘alaih)
Berikut kami sebutkan macam-macam Puasa Sunnah dalam setahun:
- Puasa enam hari di bulan Syawal
Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasalam- bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti puasa setahun.” (HR. Muslim)
Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasalam- bersabda,
صِيَامُ شَهْرٍ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ وَسِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَهُ بِشَهْرَيْنِ فَذَلِكَ تَمَامُ السَّنَةِ
“Puasa bulan Ramadhan setara dengan 10 bulan dan enam hari setelah Ramadhan setara dengan dua bulan, maka itulah seperti setahun penuh.” (Syu’abul Iman)
Dan dibenarkan puasanya baik secara berturut-turut atau tidak berturut-turut.
- Puasa delapan hari pertama di bulan Dzulhijjah
Karena itu termasuk amalan-amalan shalih. Hal ini sebagaimana hadits Ibnu Abbas –radhiyallahu anhuma-, dia berkata, “Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasalam- bersabda,
ما مِنْ أيَّامٍ العمَلُ الصَّالِحُ فيها أحبُّ إلى اللهِ مِن هذه الأيام” يعني أيامَ العشر، قالوا: يا رسُولَ الله، ولا الجهادُ في سبيلِ الله؟ قال: “ولا الجهادُ في سبيلِ الله، إلا رجلٌ خَرَجَ بنفسِه ومالِه فلم يَرْجِعْ من ذلك بشيءٍ
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya:“Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. al-Bukhari dan Ibnu Majah dan ini lafadz miliknya dishahihkan oleh al-Albani)
- Puasa Arafah bagi yang tidak melaksanakan haji
Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasalam- bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ، وَ السَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ
“Puasa pada hari ‘Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapuskan (dengannya) dosa-dosa pada tahun lalu dan tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
- Puasa pada bulan Muharram khususnya hari ke-9 dan ke-10
Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasalam- bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ، بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram, dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Dan ditekankan lagi puasa pada tanggal 10 Muharram sebagaimana hadits Abu Qatadah, bahwasannya Nabi –shalallahu ‘alaihi wasalam- bersabda,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
“Puasa pada hari asy-Syura (kesepuluh), aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa-dosa pada tahun lalu.” (HR. Muslim)
- Puasa di sebagian besar hari di bulan Sya’ban
Dari Aisyah –radhiyallahu anha- berkata,
وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
“Aku tidak pernah melihat beliau (Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasalam-) banyak berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (Muttafaq ‘alaih)
- Puasa Senin dan Kamis
Dari Usamah bin Zaid –radhiyallahu anhuma-, bahwasannya Nabi –shalallahu ‘alaihi wasalam- berpuasa pada hari Senin dan Kamis, maka beliau ditanya tentang itu, beliau –shalallahu ‘alaihi wasalam- menjawab,
“Sesungguhnya amalan-amalan hamba diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, dan aku menyukai ketika diperlihatkan amalanku, sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Albani)
Dari Qatadah –radhiyallahu anhu-, bahwasannya Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasalam- ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau berkata, “Pada hari itu, aku dilahirkan, dan di dalamnya diturunkan kepadaku.” (HR. Muslim)
- Puasa tiga hari setiap bulan
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- dia berkata,
“Kekasihku –shalallahu ‘alaihi wasalam- mewasiatkan kepadaku tiga hal, Puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shalat dhuha, dan untuk witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaihi)
- Puasa satu hari dan buka satu hari seperti puasa Nabi Dawud –alaihisalam-
Dari Abdullah bin Umar –radhiyallahu anhuma- dia berkata, Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasalam- bersabda,
“Shalat yang paling dicintai Allah adalah shalatnya Nabi Dawud –alaihisalam- dan puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Nabi Dawud –alaihisalam-, beliau tidur separuh malam, bangun di sepertiga malam, dan kembali tidur di seperenam malam. Dia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari.” (Muttafaq ‘alaihi)
Disarikan dari tulisan Ali Ibnu Abdul Aziz ar-Rajihi di dalam situs http://saaid.net/Doat/alrajhi/137.htm
oleh Arif Ardiansyah, Lc