Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan tentang seorang hambanya yang menjadi Nabi-Nya dan menjadi putera Nabi-Nya, yaitu Sulaiman bin Daud ‘alaihis sallam. Bahwa pada suatu hari Sulaiman ‘alaihis salam memimpin pasukannya yang terdiri dari para jin, manusia dan burung. Para jin dan manusia berjalan bersama Sulaiman sedangkan pasukan burung menaunginya dengan sayap-sayapnya. Selain tiga kelompok pasukan tersebut masih ada lagi pasukan yang berada di depan barisan pasukan agar tak seorang pun melewati batas yang telah ditentukan dan satu kelompok lagi berada di belakang agar tak seorang pun ada yang ketinggalan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya : “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut : Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (QS. an Naml:18)
Maksudnya adalah (raja) semut itu memberikan perintah dan peringatan (kepada rakyatnya) agar berlindung dari Sulaiman ‘alaihis sallam dan bala tentaranya, karena mereka tidak mengetahui keberadaannya.
Wahb telah mennyebutkan bahwa sesungguhnya ketika sulaiman ‘alaihis sallam melewati sebuah lembah di Thaif ia berada di atas pemadani dan sesungguhnya semut itu namanya adalah Jirsan, ia berasal dari satu qabilah yang disebut dengan bani SyisHibban ia adalah pincang dan besarnya seperti serigala, penjelasan tentang hal ini semua masih perlu untuk ditinjau ulang bahkan kalimat ayat di atas menyimpulkan, bahwa sesungguhnya Sulaiman ‘alaihis sallam berada di dalam arak-arakan pasukannya sedang menyusun pasukan, bukan seperti apa yang disangka oleh sebagian orang bahwa ketika itu Sulaiman berada di atas permadani, karena kalau Sulaiman ‘alaihis sallam berada di atas permadani pasti semut itu tidak mendapati Sulaiman ‘alaihis sallam dan ia pun tidak akan terinjak karena di atas permadani itulah para tentara, pasukan keledai, pasukan unta, pasukan pejalan kaki, pasukan yang berada di kemah dan hewan ternak mengungkapkan kebutuhannya kepada Sulaiman ‘alaihis sallam sedangkan pasukan burungnya berada di atasnya, sebagaimana yang akan kami jelaskan nanti.
Yang dimaksud oleh ayat di atas adalah sesungguhnya Sulaiman ‘alaihis sallam faham dengan apa yang dibicarakan oleh semut itu kepada rakyatnya, pembicaraan yang diikuti dengan pemikiran yang cemerlang dan sebuah perintah yang pantas mendapat pujian. Sulaiman ‘alaihis sallam tersenyum senang dan bahagia dengan kejadian itu. Sebuah kejadian yang oleh Allah subhanahu wa ta’ala hanya diperlihatkan kepadanya bukan kepada yang lainnya, sebagaimana apa yang dikatakan oleh sebagian manusia yang tidak berilmu bahwa hewan itu berbicara selain kepada Sulaiman ‘alaihis sallam juga berbicara kepada dengan manusia, karena hal itu sehingga Sulaiman ‘alaihis sallam membuat perjanjian dengan para manusia agar mereka tidak membicarakan tentang kejadian ini kepada yang lainnya, perkataan ini hanya muncul dari orang yang tidak berilmu sjaa, karena kejadiannya seperti yang mereka katakan (kalau itu terjadi) maka tidak ada keistimewaan lagi bagi Sulaiman ‘alaihis sallam di dalam memahami bahasa hewan karena manusia yang lainnya pun bisa memahaminya walaupun Sulaiman ‘alaihis sallam sendiri sudah mengambil perjanjian dengan mereka (para manusia saat itu) untuk tidak berbicara dengan yang lainnya dan Sulaiman ‘alaihis sallam pun tahu bahwa perjanjian itu tidak ada faedahnya, karena itulah Sulaiman ‘alaihis sallam berdoa’a :
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS. an Naml:19)
Sulaiman ‘alaihis sallam meminta kepada Allah Ta’ala agar ia ditaqdirkan untuk selalu bersyukur atas semua nikmat yang diberikan kepadanya yaitu keistimewaan yang ada pada dirinya, Sulaiman pun berdo’a agar dimudahkan dalam melaksanakan alaman shalih dan dkumpulkan dengan para hamba Allah Ta’ala yang shalih, Allah Ta’ala telah mengabulkan do’anya.
(Sumber : Kisah Para Nabi & Rasul, Pustaka as-Sunnah)