Kita mengikuti beliau –shalallahu alaihi wasalam- karena,
- Demi mendapatkan kecintaan Allah dan ampunan-Nya
Allah ta’ala berfirman,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)
- Karena mencintai Rasulullah –shalallahu alaihi wasalam- termasuk keimanan
Rasulullah –shalallahu alaihi wasalam- bersabda,
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih dicintai daripada ayahnya, anaknya dan manusia semuanya.” (HR. al-Bukhari)
- Kita mencintainya agar bisa menemani Rasulullah –shalallahu alaihi wasalam- di Surga.
Rasulullah –shalallahu alaihi wasalam- bersabda,
أنت مع من أحببت
“Engkau bersama orang yang engkau cintai.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
- Kita mencintai dan mengikuti beliau –shalallahu alaihi wasalam- agar bisa merasakan manisnya iman.
Rasulullah –shalallahu alaihi wasalam- bersabda,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ أحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سَوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إلاَّ لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Tiga sifat yang jika ada pada diri seseorang, ia akan meraih manisnya iman: (1) Allah l dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) ia mencintai seseorang, tidaklah mencintainya melainkan karena Allah l, (3) ia membenci untuk kembali kepada kekafiran—setelah Allah l menyelamatkannya darinya—sebagaimana ia benci apabila dilempar ke dalam api.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Wallahu a’lam bishawab
Arif Ardiansyah, Lc dari http://www.albetaqa.com