Hewan Pun Menolak Zina

Sering kali, pudarnya buhul cinta dan ikatan perkawinan karena pasangan tersandung batu selingkuh atau terjerat godaan haram dengan pasangan lain, tanpa gamang sang istri menuntut cerai atau suami menjatuhkan talak. Burung dara yang lembut dan jinak, tampak sangat mesra dalam mengekspresikan cinta kepada pasangannya.

Dan menurut penelitian, burung dara betina tidak pernah menyerahkan dirinya kecuali untuk pejantannya. Sebaliknya burung dara jantan, tidak terpikir dalam benaknya untuk bermain cinta alias selingkuh dengan pasangan lain, karena Allah menanamkan naluri dan fitrah ketulusan kasih sayang dan cemburu padanya serta amanah secara alami untuk menjaga cintanya yang murni. Lalu bagaimana dengan manusia? Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam kitab-Nya,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً

“Dan janganlah anda mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”
(Al-Isra’: 32)

Imam Thabari berkata, “Zina seburuk-buruk jalan, karena perbuatan zina merupakan jalan hidup para pelaku maksiat dan para penentang perintah Allah. Jalan hidup mereka sangat buruk karena menjerumuskan mereka ke neraka Jahannam.” (lihat tafsir jamiul bayan, thabari, juz 15, 8/58)

Allah telah mengabarkan nistanya perbuatan zina, hinanya selingkuh dan pahitnya pengkhianatan atas kesucian dan kehormatan. Bahkan hal itu dinyatakan jelek oleh semua adat, ditentang oleh akal sehat hingga hewan pun membencinya. Imam Bukhari menyebutkan dalam kitab shahihnya riwayat dari Amir bin Maimun Al-Audi bahwa ia berkata, “Dahulu saat masa jahiliyah, saya pernah melihat seekor monyet jantan berzina dengan monyet betina, lalu monyet-monyet lain menangkap kedua monyet tadi dan merajamnya hingga mati.” (HR. Bukhari kitab Manaqibil Anshar Bab Qasamah fil jahiliah, no.3849)

Dan bagaimana dengan para penganut pergaulan bebas dan orang-orang yang terkontaminasi budaya barat hingga menolak aturan Allah yang telah melarang perzinaan, dengan alasan kebebasan dan hak asasi manusia? Apakah mereka tidak mengambil pelajaran dari sekawanan monyet dan hewan yang lainnya?

Sebagian orang beranggapan bahwa hukum Allah terlalu keras dan memandang bahwa aturan Islam sangat kaku, tidak selaras dengan tuntutan zaman dan kebutuhan manusia. Ia dianggap membelenggu kebebasan, khususnya kebebasan kaum wanita yang saat ini digembar-gemborkan oleh negara barat dengan istilah emansipasi wanita atau gender. Itukah perjuangan dan harapan Dewi Sartika dan R.A. Kartini pada wanita indonesia?

Orang-orang yang tidak mau berhukum dengan hukum Allah pasti mengatakan bahwa hubungan di luar nikah antara laki-laki dan perempuan tidak dikatakan berzina jika dilakukan secara tulus dan suka sama suka, tidak ada paksaan dari pihak manapun. Dan baru dianggap berzina kalau dilakukan karena paksaan atau pemerkosaan, maka Rasulullah memberi peringatan tentang hal tersebut shalallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,

“Sesungguhnya dunia itu manis lagi elok (namun menipu) dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian sebagai khalifah di dalamnya, maka Dia melihat apa yang kalian perbuat, berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita karena fitnah pertama kali yang menimpa bani Israil adalah dari kaum wanita.” (HR. Muslim)

Mereka ingin menjadikan kaum wanita sebagai media dan sarana perusak untuk menghinakan atau merendahkan derajat orang-orang yang lemah iman sebagai pemuas budak nafsu bejatnya. Dienul Islam menganjurkan pemeluknya agar segera menikah, karena dengan menikah bisa meredam gejolak nafsu seksual. Sekarang ini banyak sekali kita temui baik di kalangan laki-laki maupun perempuan yang enggan menikah dan senang memilih kehidupan membujang, mereka cukup puas menyalurkan kebutuhan biologisnya lewat perzinaan, sehatkah mereka?

(Sumber: Kalau Kau Jantan Ceraikan Aku, Pustaka Imam Bonjol)g3793

37658 Total Views 7 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published.