وَعَاداً وَثَمُودَ وَأَصْحَابَ الرَّسِّ وَقُرُوناً بَيْنَ ذَلِكَ كَثِيراً
وَكُلّاً ضَرَبْنَا لَهُ الْأَمْثَالَ وَكُلّاً تَبَّرْنَا تَتْبِيراً
“Dan (kami binasakan) kaum ‘Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut. Dan kami jadikan bagi masing-masing mereka perumpamaan dan masing-masing mereka itu benar-benar telah Kami binasakan dengan sehancur-hancurnya.” (QS. al-Furqaan[25]: 38-39)
Abu Bakr Muhammad bin al-Hasan an Naqqasy menyebutkan bahwasanya penduduk Rass memiliki sebuah sumur yang mereka gunakan untuk minum dan mereka gunakan untuk mengairi pertanian mereka. Mereka memiliki seorang raja yang memiliki perangai yang baik. Ketika ia meninggal, maka mereka mengalami kesedihan yang mendalam. Selang beberapa hari, datanglah syaitan kepada mereka dalam wujud raja mereka, seraya berkata: “Aku belum mati, akan tetapi aku tersembunyi dari hadapan kalian agar aku dapat melihat apa yang kalian lakukan.” Maka mereka pun merasa sangat gembira. Syaitan tersebut memerintahkan kepada mereka agar membuat tabir pemisah antara dirinya dan diri mereka seraya mengabarkan bahwa ia tidak akan mati selama-lamanya. Mayoritas dari mereka mempercayainya sehingga mereka pun terpedaya dan menyembahnya.
Lalu Allah mengutus seorang Nabi kepada mereka untuk memberitahukan kepada mereka bahwa orang tersebut pada hakikatnya adalah syaitan yang berbicara dari balik tabir. Nabi tersebut juga melarang mereka agar tidak menyembahnya serta memerintahkan kepada mereka agar menyembah Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya.
Lalu Allah mengutus seorang Nabi kepada mereka untuk memberitahukan kepada mereka bahwa orang tersebut pada hakikatnya adalah syaitan yang berbicara dari balik tabir. Nabi tersebut juga melarang mereka agar tidak menyembahnya serta memerintahkan kepada mereka agar menyembah Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya.
As-Suhailiy berkata: “Nabi tersebut mendapatkan wahyu ketika dalam keadaan tidur. Nama Nabi tersebut adalah Handhalah bin Shafwan. Maka orang-orang pun datang dan membunuhnya. Setelah itu, membuangnya ke dalam sumur sehingga airnya habis. Selanjutnya mereka mengalami kehausan, tumbuh-tumbuhan menjadi kering kerontang, buah-buahan menjadi rontok ke tanah dan rumah-rumah mereka pun roboh. Setelah itu, mereka menjadi orang-orang yang beringas dan berpecah belah. Mereka saling bunuh satu sama lain. Rumah-rumah mereka dihuni oleh bangsa jin dan binatang buas. Tidak terdengar sama sekali dari tempat tinggal mereka kecuali suara jin, seorang berkulit hitam dan suara anjing hutan.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir bin Muhammad bin Hamid dari Salamah dari Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Ka’b al-Qurazhiy, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Manusia yang pertama kali masuk surga pada hari kiamat adalah Al-‘Abdu al Aswad (Seorang hamba yang berkulit hitam).”
Hal tersebut terjadi lantaran Allah Ta’ala mengutus seorang Nabi kepada suatu Negeri. Namun, mereka malah memusuhi Nabi tersebut. Mereka menggali sumur yang dipersiapkan untuk melempar Nabi tersebut ke dalamnya. Kemudian mereka menutupinya dengan batu yang besar.
(Sumber: Kisah Nabi & Rasul, Pustaka as-Sunnah)